Indonesia akan menjadi negara dengan percepatan pertumbuhan lanjut usia yang sangat tinggi dalam kurun waktu 1990 – 2020, serta peningkatan usia harapan hidup dari usia 66,7 tahun menjadi usia 70,5 tahun. Hal ini ditandai  dengan adanya peningkatan persentase lanjut usia yang mencapai 10% pada tahun 2020  sehingga Indonesia akan masuk dalam kategori periode Ageing Population. Menurut Undang-Undang RI No.13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud lanjut usia adalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Batasan 60 tahun disesuaikan dengan usia harapan hidup di Indonesia saat itu. Pertambahan persentase penduduk lanjut usia di Indonesia dan dunia pada tahun 2013, 2050, dan 2100 cukup pesat. Tahun 2013 sebesar 8,9% di Indonesia dan 13,3% di dunia hingga tahun 2050 sebesar 21,4% di Indonesia dan 25,3% di dunia, dan  pada tahun  2100 sebesar 41% di Indonesia dan 35,1% di dunia.

Pengembangan tentang kelanjutusiaan sebagai kajian ilmu Gerontologi telah dilakukan sejak tahun 1993 oleh Tri Budi W. Rahardjo melalui Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI) bekerjasama dengan Dinni Agustin melalui Jaringan Epidemiologi Nasional (JEN) dan Lembaga Demografi UI. Pada tahun 2010 Tri Budi dan kawan-kawan mendirikan Pusat Kajian Kelanjutusiaan (Centre for Ageing Studies /CAS) di Univeristas Indonesia yang diresmikan oleh Rektor Univeritas Indonesia Prof. Gumilar Soemantri.  Hasil capaian dari pengembangan ilmu kelanjutusiaan ditandai dengan adanya kerja sama internasional dengan ACAP (Active Aging Consortium Asia Pacific) yang setiap tahun menyelenggarakan konferensi untuk bertukar pengalaman dan berbagi pengembangan ilmu gerontologi. Pengembangan ilmu tersebut dilakukan melalui kerjasama penelitian  dengan  Lougborough University UK dan telah menghasilkan 18 disertasi baik dari mahasiswa Indonesia maupun UK.

Pengembangan kelanjutusiaan juga telah diimplentasikan di Universitas Respati Indonesia melalui karya ilmiah tesis di Program Magister Ilmu Kesehatan masyarakat, dan sampai saat  ini telah menghasilkan 45 thesis. Secara garis besar berbagai penelitian tersebut untuk mengembangkan ilmu kelanjutusiaan dari berbagi disiplin antara lain psikologi, sosial ekonomi, teknologi, kesehatan masyarakat, kesehatan jiwa, dan kesehatan gigi, yang dapat dikelompokkan dalam Gerontologi Medis, Gerontologi Sosial dan Tekno Gerontologi. 

Ketiga kelompok  bidang gerontologi tersebut diampu di Universitas Respati Indonesia  dalam semua program studi yang ada yaitu Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Magister Administrasi Rumah Sakit, Magister Administrasi Bisnis, S1 Manajemen, S1 Administrasi Bisnis, S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, S1 Keperawatan, Program Profesi NERS, D3 kebidanan, Sarjana Terapan Kebidanan, S1 Ilmu Komputer, S1 Sistem Informasi, dan S1 Agro Teknologi dalam bentuk Tridharma Perguruan Tinggi.

Hasil  penelitian dari disertasi dan thesis  tersebut diterapkan dalam bentuk  kurikulum di Universitas Ramah Lansia sebagai salah satu unggulan Univeritas Respati Indonesia yang dihasilkan oleh Universitas Ramah Lansia berupa pengembangan penelitian dan pengabdian masyarakat, serta Pusat Kajian Keluarga dan Kelanjutusiaan dengan nama Centre for Family and Ageing Studies (CeFAS). CeFAS berdiri pada tahun 2018 atas dukungan BKKBN dan kemudian memfokuskan menjadi Universitas Ramah Lansia yang secara resmi diperkenalkan secara akademik pada Wisuda URINDO tahun 2019 oleh Rektor Urindo dengan dukungan Menteri Sosial (diwakili oleh Dirjen Pelayanan Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial RI). 

Setelah peresmian Universitas Ramah Lansia URINDO, ditindaklanjuti dengan membuka kelas sekolah lansia di sekitar kampus URINDO, yang sudah terlebih dahulu dikembangkan oleh Indonesia Ramah Lansia di Yoyakarta dan Jawa Barat. Saat ini di DIY jumlah peserta didik lansia mencapai 2.256 dan telah diwisuda sebanyak 675 wisudawan oleh Guru Besar Internasional, diikuti oleh peserta didik lansia Jawa Barat 730,  NTT 25, Malang 30 dan DKI Jakarta 35.

Penerapan hasil kajian dilakukan melalui  program  “Active Ageing” bekerjasama dengan BKKBN melalui kegiatan 7 Dimensi Lansia Tangguh (spiritual, emosional, intelektual, fisik, sosial, vokasional, dan lingkungan) yang diterapkan di 38.203 BKL (Bina Keluarga Lansia) di  seluruh Indonesia serta menggerakkan generasi muda antara lain Yayasan Al-kautsar di Palu, Indonesia Ramah Lansia di Yogyakarta dan Jawa Barat. Kerjasama dengan Jawa Barat dikembangkan oleh Susiana Nugraha, SKM., MN sebagai Ketua IRL Jawa Barat dengan jumlah peserta didik 820 orang yang juga merupakan Dosen Tetap di Universitas Respati Indonesia.

Sebagai Universitas Ramah lansia, URINDO berusaha melakukan kegiatan pembelajaran, riset, pengabdian masyarakat, seminar baik nasional maupun internasional, sebagai wujud pertukaran pengalaman tentang  gerontologi. Pertemuan internasional yang diselenggarakan URINDO bekerjasama dengan beberapa universitas dan lembaga pemerintah maupun LSM. Pada tahun 2019 pertemuan internasional yang diprakarsai oleh URINDO  antara lain First International Respati Health Conference  (IRHHC) di Jogyakarta, Active Aging Conderence Asia Pacific (ACAP) di Jakarta dan Second ASEAN Conderence on Healthy Ageing (ACHA) di Bali.

Tim CeFAS Urindo berperan aktif dalam rangkaian kegiatan bersama PPSDM dalam penyusunan pedoman tenaga caregiver sejak tahun 2016 melalui kesepakatan untuk menyusun modul yang akan diserahkan ke Direktorat Pelatihan dan Direktorat Pendidikan PPSDM sebagai modul  pelatihan berbasis KKNI. Pedoman ini sudah dinyatakan final dan akan dicetak. Penyusunan draft Dokumen Analisis Kebijakan Menuju Lanjut Usia yang berkualitas dan bermartabat, diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI (PADK), Tri Budi W. Rahardjo sebagai Narasumber, menggunakan 7 dimensi lansia tangguh (spiritual, emosional, intelektual, fisik, sosial, vokasional, dan lingkungan) BKKBN sebagai indikator.

Hasil penyusunan dokumen analisis kebijakan sudah final akan segera dibukukan dan menjadi acuan untuk Pengembangan Program Kelanjutusiaan bersama Subdit Lansia Kemenkes RI. Kegiatan penyuluhan kesehatan Lansia di Gebang Sari, Cipayung, Jakarta Timur melalui  URINDO akan menjadi partner untuk pengembangan model pelayanan kesehatan lanjut usia yang terintegrasi dan multi sektor di komunitas yang telah  dilaksanakan di RPTRA  (Ruang Publik Ramah Anak) Gebang Sari dan akan diterapkan di seluruh Indonesia. Pelatihan Caregiver Lansia bagi Kader Posbindu, tentang Longterm Care (Perawatan Jangka Panjang) yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Depok.

Rangkaian kegiatan Sosialisasi Integrasi Program Kelanjutusiaan bagi Pemangku Kepentingan dan Mitra Kerja, Jakarta antara lain adalah kerjasama dengan Kanwil BKKBN Provinsi Jawa  dalam bentuk workshop Pendampingan Perawatan Jangka Panjang (PJP) berbasis Keluarga melalui Kelompok BKL  yang bertempat di Hotel Mercure, Surabaya, Jawa Timur dan sebagai narasumber acara adalah Dr. Sudibyo Alimoeso (Direktur CeFAS URINDO).

Kontribusi kegiatan lainnya adalah bersama BAPPENAS dalam Workshop on Strategic Planning on LTC (Long Term Care) dengan  melakukan country diagnostic on LTC, bekerjasama dengan ADB   sebagai dasar melakukan piloting di Indonesia  dalam pengembangan sistem informasi lansia. Sedangkan bersama Kemensos, Urindo telah berkontribusi  dalam mengembangkan program di  Lembaga Mitra Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, Kemensos RI, serta Rakor Penyempurnaan Rancangan, Perubahan UU No. 13/1988 Kemensos RI, di Bandung. Hasil dari pertemuan ini adalah terbentuknya jejaring sosial lanjut usia antara pemerintah, akademisi dan LSM yang bergerak di bidang kelanjutusiaan dan juga perubahan UU No. 13/1988 yang saat ini masih di bahas di DPR RI. 

(Tim CeFAS : Tri Budi W. Rahardjo, Nurminingsih, Dinni Agustin, Tri Suratmi, Susiana Nugraha)

-Nings73-

Penguatan Kelembagaan Lanjut Usia Berbasis Masyarakat bersama Universitas Respati Indonesia
Open chat
1
CS
Hallo, Butuh bantuan kami ?